Assalamualaikum warahmatullahi whabarokatu

Teman-teman ☺️πŸ™‹

Apkabar nya ni ...

Semoga teman-teman sehat selalu dan selalu diberi kesehatan dan keberkahan.

Sekarang kita akan belajar tentang 

Apa itu Karakteristik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia??πŸ€”


Mari kita simak baik-baik

Yaaa... Teman-teman ☺️


KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA

   Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dalam setiap jenjang pendidikan di Indonesia, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. 

   Salah satu alasannya, kemampuan berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat sebagian besar IPTEK itu “terdokumentasi” dalam bentuk referensi yang bermedia bahasa Indonesia. 

   Dengan memahami karakteristik bahasa Indonesia, seorang peserta didik akan lebih memahami hakikat dan fungsi bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk diaplikasikan dalam penulisan karangan ilmiah.

   Dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh.

   Bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.

   Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal. Simbol merupakan makna yang diberikan kepada sesuatu yang dapat diserap pancaindra. Bahasa itu bukanlah sejumlah unsur yang terkumpul secara tak beraturan, seperti halnya sistem-sistem sehingga kalau hanya salah, sebagian saja. 

   Karena bahasa selalu diungkapkan dalam konteks, ada unsur-unsur tertentu yang menyebabkan serasi tidaknya sistem bahasa di dalamnya. Unsur-unsur luar bahasa atau ekstrastruktural itu (yang sering batasnya dengan unsur bahasa atau unsur struktural tidak selalu jelas) disebut pragmatik. Sopan santun berbahasa dan sistem sapaan salah satunya.

   Bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi vokal yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan arti atau makna yaitu hubungan antara rangkaian bunyi vokal dengan barang atau hal yang diwakilinya itu. 

Bunyi itu merupakan getaran yang merangsang alat pendengar kita (yang diserap panca indera kita), sedangkan arti adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan dari orang lain. Bahasa juga digunakan sebagai sistem tanda. Tanda adalah hal atau benda yang mewakili sesuatu, hal yang menimbulkan reaksi yang sama bila orang lain menanggapinya.

   Bahasa selain itu juga sebagai sistem bunyi. Pada dasarnya bahasa itu adalah bunyi. Sesuatu dibagi makna di dalam bahasa tertentu, karena demikianlah kesepakatan pemakai bahasa itu. Bahasa bersifat produktif. Sebagai sistem-sistem dari unsur yang jumlahnya terbatas bahasa dapat dipakai secara tidak terbatas oleh pemakainya. Ada pula sifat-sifat bahasa yang dipunyai oleh bahasa lain sehingga ada sifat universal, ada pula yang hampir universal.


Karakteristik Bahasa

   Bahasa adalah sebuah sistem, lambang bunyi ujaran yang bersifat arbitrer, konvensional, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa di antara karakteristik bahasa adalah sistem, lambang, arbitrer, konvensional, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi.

1. Bahasa Merupakan Sistem

   Sistem sangat identik dengan pengertian cara atau aturan. Sistem juga berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sistem ini dibentuk oleh sejumlah unsur atau komponen yang satu dengan lainnya yang berhubungan secara fungsional.

   Begitupun dengan bahasa, sebagai sebuah sistem, bahasa memiliki komponen-komponen dan aturan-aturan. Dalam pengertian ini, bahasa memiliki dua aspek penting yaitu unsur-unsur dan hubungan-hubungan yang dirajut oleh unsur-unsur tersebut. Satuan-satuan bahasa tersebut selalu terkait satu dengan yang lain sehingga membentuk kepaduan yang erat dan saling mendukung.

   Pyles dan algeo (1993) menyebutkan bahwa terdapat dua tingkatan dalam sistem bahasa yang mereka sebut sebagai duality of patterning yang jika diterjemahkan menjadi kaidah ganda sistem bahasa. Kedua tingkatan ini mencakup komponen makna dan bentuk. Komponen bentuk yang berupa bunyi dipelajari oleh cabang linguistik yaitu fonetik atau fonologi sedangkan komponen makna ditelaah oleh semantik dan tata bahasa.

   Lebih jauh, Chaer (2007) menjelaskan, sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus bersifat sistemis. Dengan sistemis, artinya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola dan tidak tersusun secara acak atau secara sembarangan. Sedangkan sistemis, artinya, bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri juga dari sub-sub sitem atau sistem bawaan. Dapat disebutkan sistem bawaan tersebut antara lain: subsistem fonologi, morfologi, sintaksis dan subsistem semantik.

   Dalam linguistik, terutama subsistem fonologi, morfologi dan sintaksis tersusun secara hierarkial. Artinya, subsistem yang satu terletak dibawah subsistem yang lain, lalu subsistem yang lain tersebut terletak pula dibawah subsistem lainnya. Selanjutnya, ketiga subsistem tersebut- pun terkait dengan subsistem semantik.

    Dengan kata lain, bahasa sebagai sistem merupakan kerjasama antara subsistem yang lain dengan subsistem lainnya yang terjalin dan membentuk bahasa.

2. Bahasa Bersifat Lambang

    Kata lambang sering dipadankan dengan kata simbol yang diartikan dengan pengertian yang sama. Lebih rinci, Chaedar Alwasilah (1993) menjelaskan bahwa lambang atau simbol mengacu pada suatu obyek dan hubungan antara simbol dan obyek itu bersifat manasuka. Lambang dapat dibuat dari bahasa apa saja, ia bisa terbuat hari suatu benda seperti piramid yang melambangkan keagungan, atau dari kain seperti warna putih atau hitam atau juga dalam bentuk ujaran.

   Lambang dengan segala seluk beluknya dikaji dalam kegiatan ilmiah dalam satu bidang kajian yang disebut dengan ilmu semiotika atau semiologi, yaitu ilmu yang memelajari tanda-tanda yang terdapat di dalam kehidupan manusia termasuk bahasa.

    Dalam kehidupannya, manusia selalu menggunakan lambang. Oleh karena itu, Earns Cassirer menyatakan bahwa manusia adalah makhluk bersimbol (animal symbolicum). Hampir tidak ada kegiatan yang tidak terlepas dari lambang, termasuk alat komunikasi verbal yang disebut dengan bahasa.

   Jika ide atau konsep keadilan sosial dilambangkan dengan gambar padi dan kapas, maka wujud bahasa dilambangkan dalam bentuk bunyi yang berupa satuan-satuan bahasa seperti kata atau gabungan kata. Mengapa kata disebut sebagai lambang dalam satuan bahasa? Sekali lagi, karena lambang bersifat manasuka, yaitu tidak adanya hubungan langsung yang bersifat wajib antara lambang dan dengan yang dilambangkannya.

3. Bahasa Bersifat Abitrer 

    Bahasa bersifat arbitrer artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan ‘sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai’ adalah tidak bisa dijelaskan.

   Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga konvensional. Artinya setiap penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya. Dia akan mematuhi, misalnya, lambang ‘buku’ hanya digunakan untuk menyatakan ‘tumpukan kertas bercetak yang dijilid’, dan tidak untuk melambangkan konsep yang lain, sebab jika dilakukannya berarti dia telah melanggar konvensi itu.

4. Bahasa Bersifat Konvensional

   Meskipun hubungan antara lambang bunyi dan yang dilambangkannya bersifat arbitrer, tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional. Artinya, semua anggota masyarakat bahasa harus mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya. 

Contohnya adalah, adanya kesepakatan dalam masyarakat bahasa Indonesia untuk menyebut suatu benda beroda dua yang dapat dikendarai dengan dikayuh, yang secara arbitrer dilambangkan dengan bunyi “sepeda”, maka anggota masyarakat bahasa Indonesia “seluruhnya” harus mematuhinya. Jika tidak diapatuhi dan kemudian diganti dengan dengan lambang lain, maka komunikasi antar masyarakat akan terhambat.

Oleh karena itu, jika ke-arbitreran bahasa terletak pada antara lambang-lambang bunyi dengan konsep yang dilambangkannya, maka ke-konvensionalan bahasa terletak pada kepatuhan para penutur bahasa untuk menggunakan lambang-lambang itu sesuai dengan konsep yang dilambangkan.

5. Bahasa Bersifat Produktif

Bahasa bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas. Misalnya, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan WJS. Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000 kosa kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas.

6. Bahasa Bersifat Dinamis

    Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu yang dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja, misalnya: fonologis, morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi.

7. Bahasa Bersifat Beragam

    Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab Saudi.


8. Bahasa Bersifat Manusiawi

    Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis. Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif atau naluriah, tetapi dengan cara belajar. Hewan tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan bahwa bahasa itu bersifat manusiawi.


Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia

    Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dalam setiap jenjang pendidikan di Indonesia, baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah, maupun tinggi. Salah satu alasannya, kemampuan berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat sebagian besar iptek itu “terdokumentasi”dalam bentuk referensi yang bermedia bahasa Indonesia.

    Salah satu hal yang sangat urgen kaitannya dengan mata pelajaran bahasa Indonesia adalah bagimana caranya agar pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dapat berhasil dengan baik? Jawaban untuk pertanyaan seperti itu tentu banyak sekali variasinya, mengingat banyak faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia,.     

   Salah satunya adalah perlu adanya pemahaman mengenai karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia oleh praktisi pendidikan, khususnya guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Dengan memahami karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia, seorang guru paling tidak akan mampu (1) memilih bahan materi yang tepat, (2) memilih metode dan strategi yang membuat proses pembelajaran menjadi lebih hidup dan menyenangkan, dan sebagainya, serta pada muara akhirnya adalah (3) dapat mengantarkan pada ketercapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan.

    Lalu, bagaimanakah karakteristik pembelajaran Bahasa Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan seperti itu tentu harus dikaitkan dengan hakikat bahasa Indonesia sebagai sebuah bahasa dan bahasa Indonesia sebagai suatu mata pelajaran.

Nah..

 Bagaimana teman-teman ☺️

Semoga bermanfaat yaa 

Terima kasih

Wassalamu'alaikum warahmatullahi whabarokatu

Sampai jumpa...



Komentar